Anggrek mulai
dibudidayakan di Indonesia kurang lebih sejak 55 tahun lalu. Sepanjang
itu pula, tidak hanya di Indonesia, melainkan hampir di seluruh dunia
Anggrek dikenal sebagai tanaman hias karena memiliki bunga yang beraneka
ragam bentuk, warna dan keindahannya dianggap belum tersaingi oleh
bunga apapun. Sebagai tanaman hias Anggrek juga tidak mengenal trend dan
selalu digemari apapun zamannya.
Namun
demikian banyak yang beranggapan menanam Anggrek adalah hal yang sulit
hingga banyak orang yang akhirnya memilih menyerah merawat Anggrek di
halaman rumahnya. Apalagi untuk membungakannya juga tidak mudah.
Anggapan ini tak sepenuhnya salah karena Anggrek memang memiliki
beberapa keistimewaan yang membuatnya memerlukan perlakuan sedikit
berbeda dari tanaman lainnya. Selain itu harus diakui faktor tangan
dingin seseorang ikut berpengaruh pada keberhasilan menanam Anggrek. Hal
yang perlu diketahui juga adalah ada lebih dari 25.000 spesies Anggrek
di dunia dan semuanya memiliki kekhasan yang sedikit banyak berpengaruh
pada cara budidayanya. Namun bukan berarti Anggrek sukar dibudidayakan.
Prinsip-prinsip menanam dan merawat Anggrek tak jauh berbeda dengan
menanam tanaman hias lainnya. Selain itu dengan memahami tipe Anggrek dapat membantu seseorang dalam merawat tanaman Anggrek miliknya.
Puluhan ribu
spesies Anggrek di dunia pada dasarnya dapat dikelompokkan ke dalam
beberapa tipe berdasarkan cara/sifat hidupnya, yaitu :
ANGGREK EPIFIT : Anggrek jenis ini mendominasi jenis Anggrek di dunia. Anggrek ini hidup menempel pada pohon.
Anggrek jenis ini biasanya mempunyai pseudobulb atau batang yang
menggembung. dAnggrek epifit melekat pada inang dengan akar. Di alam
Anggrek epifit mendapatkan makanan dan air dari embun dan materi lapukan
pada kulit pohon yang diserap oleh akar. Contoh anggrek epifit adalah Dendrobium, Phalaenopsis, Bulbophyllum, Coelogyne, Grammatophyllum, Cattleya dan Liparis.
ANGGREK TERRESTRIS : Anggrek ini tumbuh di tanah. Beberapa contoh Anggrek terrestris adalah : Arachnis flos-aeris, Spathoglottis pliacata, Arundina graminifolia, Phaius, Epipactis, Cypripedium, Paphiopedilum dan Goodyera.
ANGGREK SAPROFIT
: Daun Anggrek saprofit biasanya kecil dan tanpa klorofil. Beberapa
bahkan tidak memiliki daun. Anggrek ini mendapatkan makanan dari humus.
Habitatnya di tanah berseresah. Anggrek jenis ini belum dilirik sebagai
tanaman hias karena jasad dan bunganya dianggap kurang menarik. Contoh
Anggrek saprofit adalah : Didymoplexis, Epipogium
ANGGREK AMOEBOFIT
: Anggrek ini hidup di tanah. Pada periode tertentu hanya tampak daun
saja dan pada periode berbunga hanya berupa bunga tanpa daun. Antara periode daun dan periode bunga terdapat masa dorman. Anggrek ini biasanya memiliki umbi. Seperti halnya anggrek saprofit, jenis ini juga belum dibudidayakan sebagai tanaman hias. Contoh Anggrek Amoebofit adalah : Nervillia.
ANGGREK LITOFIT : Anggrek ini tumbuh menempel pada batu terutama yang berlumut. Di alam anggrek jenis ini seringkali merupakan anggrek epifit atau anggrek terrestris. Dengan kata lain beberapa anggrek epifit dan terrestris dapat tumbuh pada batu, contoh : Spathoglottis , Dendrobium dan Eria.
Lalu bagaimana langkah menanam dan memelihara Anggrek di rumah ?.
Menanam Anggrek di rumah berarti memindahkan Anggrek dari habitat aslinya ke lingkungan yang baru. Dengan
demikian, keberhasilan penanaman Anggrek ditentukan oleh keberhasilan
“meniru” lingkungan tumbuh seperti habitat aslinya.
Jika memilih menanam Anggrek epifit seperti Phalaenopsis amabilis (anggrek bulan), Dendrobium (bangsa anggrek merpati), Oncidium, Vanda tricolor atau Cattleya
(bukan Cataliya seperti yang biasa disebutkan pedagang Anggrek), maka
cara menanamnya adalah dengan menempelkan akarnya pada potongan kulit
kayu atau pakis yang digantung atau direkatkan langsung pada batang
pohon. Hal ini dilakukan karena anggrek-anggrek tersebut di alam tumbuh
menempel pada batang atau dahan pohon.
Selanjutnya
jika anggrek-anggrek tersebut di habitat alaminya tumbuh di pohon dengan
kanopi yang teduh maka penempatannya di rumah pun harus disesuaikan.
Sebaliknya jika di alam anggrek tersebut hidup dengan paparan sinar
matahari langsung yang cukup tinggi, tak perlu khawatir menanamnya di
halaman rumah yang terbuka. Untuk memperkirakan kisaran kebutuhan
cahaya, tabel berikut ini dapat dijadikan acuan :
dokumentasi pribadi
Selain
menempelkannya di kulit kayu/pohon dan pakis, anggrek epifit dapat juga
ditanam di dalam pot dengan memilih media tanam yang tepat. Media tanam
untuk menanam anggrek epifit di dalam pot antara lain arang, pecahan
genteng, pakis, batu batu, serbuk kayu dan moss. Penggunaan media tanam
tersebut sebaiknya dikombinasikan karena masing-masing memiliki
kelebihan dan kekurangan. Kombinasi yang umumnya dipakai adalah 2/3
arang dan 1/3 potongan pakis dengan alasan arang baik untuk perlekatan
akar sementara pakis mampu menyimpan air dan pupuk, demikian juga dengan
serbuk kayu dan moss.
Bagaimana dengan
anggrek terestris ?. Menanam anggrek terestris dapat menggunakan media
tanah karena anggrek ini pada dasarnya adalah jenis anggrek tanah.
Menanamnya dapat dengan menancapkannya langsung ke dalam tanah maupun di
dalam pot. Beberapa jenis anggrek terestris juga dapat diperbanyak
dengan cara stek. Salah satu perbedaan dalam merawat anggrek terestris
dan anggrek epifit adalah anggrek terestris secara umum lebih tahan
terhadap kelebihan air. Jika anggrek epifit biasa disiram dengan
menyemprotkan air dalam bentuk kabut, maka anggrek terestris dapat
disiram secara langsung. Kebanyakan anggrek terestris yang dibudidayakan
juga lebih tahan terhadap sinar matahari. Oleh karena itu banyak
anggrek jenis ini yang dijadikan tanaman pagar di depan rumah atau jalur
hijau di tepi jalan raya. Meskipun demikian beberapa anggrek terestris
justru memerlukan tempat naungan yang sejuk seperti jenis Paphiopedilum
(anggrek kantung semar) karena di habitat alaminya anggrek ini hidup di
tanah hutan yang terlindungi oleh pepohonan besar. Meskipun tergolong
anggrek tanah, Paphiopedilum juga dapat ditanam di dalam pot menggunakan arang.
Untuk
mendapatkan kebutuhan cahaya matahari dapat dilakukan manipulasi
halaman rumah dengan membuat naungan dari paranet. Cara lain adalah
dengan menanam Anggrek di taman yang juga ditanami tanaman pot lain yang
berukuran lebih besar. Pohon berkanopi teduh juga dibutuhkan sebagai naungan terutama untuk Anggrek epifit. Contohnya : Dendrobium ditanam menempel pada pohon cemara, mangga, atau jambu yang kanopinya tidak terlalu rimbun. Sedangkan Phalaenopsis sebaiknya ditanam dengan naungan pohon yang kanopinya lebih rimbun kemudian di bawahnya dapat diletakkan Paphiopedilum. Anggrek Vanda atau Arachnis yang lebih tahan panas dapat ditanam sebagai pagar nya.
Menyiram
anggrek sebaiknya dilakukan jelang sore dan tidak dianjurkan pada malam
hari karena pada waktu itu kelembaban udara cukup tinggi. Penyiraman
pada malam hari akan memperbesar potensi busuk atau serangan jamur dan
bakteri. Jika terpaksa dilakukan sore hari, pastikan bahwa air akan
kering atau habis terserap sebelum malam hari. Setoleran apapun Anggrek terhadap kelebihan air, Anggrek adalah tumbuhan yang tidak menyukai kondisi basah terus menerus.
Untuk menyesuaikan kebutuhan air, pemilihan media tanam sebaiknya disesuaikan dengan lokasi tempat tinggal. Di
daerah perkotaan yang panas dengan curah hujan tidak tinggi seperti
Jakarta, Surabaya atau Kota Yogyakarta medium yang mampu menyimpan
banyak air lebih disarankan. Jadi pemilihan sabut kelapa, moss, serbuk
gergaji dengan kombinasi arang baik diterapkan di daerah ini daripada
terlalu sering menyiram. Sedangkan di daerah yang
sejuk sebaiknya dipilih medium yang tidak terlalu banyak menyimpan air.
Arang atau batu bata dapat digunakan di daerah ini. Penggunaan medium
seperti moss dan sabut kelapa di daerah dingin hanya akan merugikan
karena mudah busuk. Kelembaban di daerah-daerah tersebut umumnya cukup
tinggi sehingga penggunaan medium yang banyak menyimpan air juga akan
menyebabkan kelebihan air.
Jangan
memberikan pupuk organik seperti pupuk kompos/kandang langsung kepada
Anggrek karena kadar dan keasamannya yang tinggi mudah membuat organ
anggrek rusak dan mati. Oleh karena itu anggrek lebih cocok dipupuk
dengan pupuk anorganik dengan berbagai macam merk yang ada di pasaran.
Jika
kebingungan menentukan jenis anggrek yang ingin ditanam, bijak dalam
memilih penting untuk dilakukan di luar faktor selera. Ada beberapa
jenis anggrek yang direkomendasikan untuk ditanam di daerah perkotaan
dan dataran rendah. Sebaliknya ada beberapa jenis anggrek yang pantas
dipilih jika kita tinggal di kota berhawa sejuk.
dokumentasi pribadi
Semoga
sedikit pengetahuan ini bermanfaat untuk teman-teman yang ingin memulai
menghiasi halaman rumah dengan Anggrek atau yang ingin menambah koleksi
bunga cantik ini di kebun pribadi. Kesabaran dan keuletan serta
sentuhan cinta lewat tangan sangat diperlukan untuk dapat menghadirkan
kecantikan Anggrek. Dan jangan terkejut atau langsung menganggap diri
gagal jika Anggrek di rumah belum juga berbunga. Pada dasarnya anggrek
memang memiliki masa pergantian dari fase vegetatif ke fase pembungaan
yang sedikit lebih lama dibanding tanaman lainnya. Namun itulah yang
oleh banyak orang dianggap sebagai seni menanam dan memelihara Anggrek.
Kesabaran yang akan terbayar lunas saat akhirnya bunga itu mekar dan
kita adalah pemiliknya.
Sekarang tak usah ragu lagi, mari menanam Anggrek !
Sumber : http://green.kompasiana.com/penghijauan/2012/09/23/kenali-tipenya-dan-mari-menanam-anggrek-495612.html
0 komentar:
Posting Komentar