Adjective Clause

Rabu, 02 Oktober 2013

Adjective clauses atau klausa adjektiva adalah dependent clause yang memiliki subjek dan predikat yang tidak berdiri sendiri dalam kalimat. Adjective clauses ini berfungsi seperti halnya adjectives yang menerangkan nouns (kata benda) atau pronouns (kata ganti).

Perhatikan contoh berikut ini:
- the red coat (adjective)
- the coat which I bought yesterday (adjective clause)
Seperti halnya kata “red” pada contoh pertama, dependent clause which I bought yesterday” pada contoh kedua juga menerangkan kata benda “coat”. Adjective clause ini terletak sesudah nouns atau pronouns yang diterangkan, sedangkan adjective terletak sebelumnya.
Ada dua jenis kata yang digunakan dalam adjective clauses, yaitu relative pronouns dan subordinate conjunctions.
1.  Adjective clauses dengan relative pronouns: who, whom, whose, which, and that.
- Krakatoa, which is a volcano on an Indonesian island, exploded.
- People who lived 3,520 kilometers away heard the noise.
- The thousands whom the tidal wave killed lived on the island of Java.
- A mole is an animal that lives underground.
- You’d be surprised at the number of children in this school whose parents are divorced.
Relative pronouns pada klausa adjektiva berfungsi menempati posisi atau menerangkan kata benda sebelumnya. Perhatikan kalimat pertama dan kedua di atas, relative pronouns yang digunakan berfungsi sebagai subjek dalam adjective clauses. Sedangkan pada kalimat ketiga, relative pronoun berperan sebagai direct object dari verb.
2. Adjective clauses dengan subordinate conjunctions: when, where, and why.
- People still speak of the day when the explosion occurred.
- The ocean covered the place where the volcano had been.
- Only scientists can explain the reason why this disaster happened.
- I often walk past the house where I was born.
- Do you remember that time when you fell into the swimming pool?
- I don’t remember the reason why I went there.
Tanda Koma (,) dalam Adjective Clauses
Jika sebuah klausa itu memiliki arti atau makna yang penting (essential) dalam kalimat maka tidak diperlukan tanda baca koma (,).
- The man who wrote about the explosion was an eyewitness.
Klausa  who wrote about the explosion diperlukan dan penting untuk menjelaskan the man yang merupakan subjek kalimat. Karena itu, tidak diperlukan tanda koma.
Tetapi bila klausa itu hanya menambah informasi dari subjek kalimat yang sudah jelas disebutkan, maka diperlukan tanda koma (,).
- R.D. Verbeck, who was an eyewitness, wrote about the explosion.
Klausa who was an eyewitness hanya melengkapi informasi dari subjek kalimat yang sudah diketahui namanya.
Menghilangkan Kata Penghubung (Subordinating Word)
Perhatikan bahwa kata penghubung sering dihilangkan dari restrictive adjective clauses.
- The blast you read about occurred in 1883.
- This is the place we saw the accident.
Kata that atau which pada kalimat pertama di atas dihilangkan setelah kata blast. Pada kalimat kedua, where dihilangkan setelah kata place.
Jika kata penghubung (subordinator) adalah subjek klausa (subject of the clause), maka kata penghubung tersebut tidak boleh dihilangkan.
- That is place that looks dangerous. (subject)
- The man who wrote about it saw it. (subject)
- The blast (that) you read about occurred in 1883.
- The blast that occurred in 1883 was very destructive. (subject)
- The ocean covered the place (where) the volcano had been.
- Give us the reason (why) this disaster happened.
Catatan
Klausa adjektiva yang memiliki arti atau makna yang penting dalam kalimat disebut sebagai restrictive (essential) clause, sedangkan bila fungsinya hanya menambah informasi disebut nonrestrictive (nonessential) clause.
Kata penghubung dalam nonrestrictive adjective clauses tidak boleh dihilangkan.
 
Sumber :  http://catatanbahasainggris.blogspot.com/2012/10/adjective-clauses.html

Anggrek Bulan

Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis) atau puspa pesona adalah salah satu bunga nasional Indonesia. Pertama kali ditemukan oleh seorang ahli botani Belanda, Dr. C.L. Blume.
Tanaman anggrek ini tersebar luas mulai dari Malaysia, Indonesia, Filipina, Papua, hingga ke Australia. Cara hidupnya secara epifit dengan menempel pada batang atau cabang pohon di hutan-hutan dan tumbuh subur hingga 600 meter di atas permukaan laut.
Anggrek bulan termasuk dalam tanaman anggrek monopodial yang menyukai sedikit cahaya matahari sebagai penunjang hidupnya. Daunnya berwarna hijau dengan bentuk memanjang. Akar-akarnya berwarna putih dan berbentuk bulat memanjang serta terasa berdaging. Bunganya memiliki sedikit keharuman dan waktu mekar yang lama serta dapat tumbuh hingga diameter 10 cm lebih.

Pengertian Anggrek

Suku anggrek-anggrekan atau Orchidaceae merupakan satu suku tumbuhan berbunga dengan anggota jenis terbanyak. Jenis-jenisnya tersebar luas dari daerah tropika basah hingga wilayah sirkumpolar, meskipun sebagian besar anggotanya ditemukan di daerah tropika. Kebanyakan anggota suku ini hidup sebagai epifit, terutama yang berasal dari daerah tropika. Anggrek di daerah beriklim sedang biasanya hidup di tanah dan membentuk umbi sebagai cara beradaptasi terhadap musim dingin. Organ-organnya yang cenderung tebal dan "berdaging" (sukulen) membuatnya tahan menghadapi tekanan ketersediaan air. Anggrek epifit dapat hidup dari embun dan udara lembap. Orchidaceae adalah sumber inspirasi dari nama kereta api Argo Anggrek, kereta api eksekutif yang melayani Surabaya Pasar Turi-Gambir.
Anggota pentingnya yang dikenal baik manusia adalah anggrek hias serta vanili.berkelopak bunga indah dan berwarna-warni
 
Anggota suku ini cenderung memiliki organ-organ yang sukulen atau "berdaging": tebal dengan kandungan air yang tinggi. Dengan demikian ia dapat hidup pada kondisi ketersediaan air yang rendah. Air diperoleh dari hujan, tetesan, embun, atau uap air di udara. Namun demikian, anggrek tidak ditemukan di daerah gurun karena perakarannya tidak intensif. Anggrek menyukai cahaya matahari tetapi tidak langsung sehingga ia biasa ditemukan di alam sebagai tumbuhan lantai hutan atau di bawah naungan. Sebagai tanaman hias, anggrek tahan di dalam ruang.
Akar serabut, tidak dalam. Jenis-jenis epifit yaitu mengembangkan akar sukulen dan melekat pada batang pohon tempatnya tumbuh,namun tidak merugikan pohon inang. Ada pula yang tumbuh geofitis,dengan istilah lain terrestria artinya tumbuh di tanah dengan akar-akar di dalam tanah. Ada pula yang bersifat saprofit, tumbuh pada media daun-daun kering dan kayu-kayu lapuk yang telah membusuk menjadi humus. Pada permukaan akar seringkali ditemukan jamur akar (mikoriza) yang bersimbiosis dengan anggrek.
Batang anggrek beruas-ruas. Anggrek yang hidup di tanah ("anggrek tanah") batangnya pendek dan cenderung menyerupai umbi. Sementara itu, anggrek epifit batangnya tumbuh baik, seringkali menebal dan terlindungi lapisan lilin untuk mencegah penguapan berlebihan. Pertumbuhan batang dapat bersifat "memanjang" (monopodial) atau "melebar" (simpodial), tergantung genusnya.
Daun anggrek biasanya oval memanjang dengan tulang daun memanjang pula, khas daun monokotil. Daun dapat pula menebal dan berfungsi sebagai penyimpan air.
Bunga anggrek berbentuk khas dan menjadi penciri yang membedakannya dari anggota suku lain. Bunga-bunga anggrek tersusun majemuk, muncul dari tangkai bunga yang memanjang, muncul dari ketiak daun. Bunganya simetri bilateral. Helaian Kelopak bunga (sepal) biasanya berwarna mirip dengan mahkota bunga (sehingga disebut tepal). Satu helai mahkota bunga termodifikasi membentuk semacam "lidah" yang melindungi suatu struktur aksesoris yang membawa benang sari dan putik. Benang sari memiliki tangkai sangat pendek dengan dua kepala sari berbentuk cakram kecil (disebut "pollinia") dan terlindung oleh struktur kecil yang harus dibuka oleh serangga penyerbuk (atau manusia untuk vanili) dan membawa serbuk sari ke mulut putik. Tanpa bantuan organisme penyerbuk, tidak akan terjadi penyerbukan.
Buah anggrek berbentuk kapsul yang berwarna hijau dan jika masak mengering dan terbuka dari samping. Bijinya sangat kecil dan ringan, sehingga mudah terbawa angin. Biji anggrek tidak memiliki jaringan penyimpan cadangan makanan; bahkan embrionya belum mencapai kematangan sempurna. Perkecambahan baru terjadi jika biji jatuh pada medium yang sesuai dan melanjutkan perkembangannya hingga kemasakan.

Anggrek dikenal sebagai tanaman hias populer yang dimanfaatkan bunganya. Bunga anggrek sangat indah dan variasinya hampir tidak terbatas. Anggrek biasa dijual sebagai tanaman pot maupun sebagai bunga potong. Indonesia memiliki kekayaan jenis anggrek yang sangat tinggi, terutama anggrek epifit yang hidup di pohon-pohon hutan, dari Sumatera hingga Papua. Anggrek bulan adalah bunga pesona bangsa Indonesia. Anggrek juga menjadi bunga nasional Singapura dan Thailand.
Bunga anggrek
Anggrek sering dipergunakan sebagai simbol dari rasa cinta, kemewahan, dan keindahan selama berabad-abad. Bangsa Yunani menggunakan anggrek sebagai simbol kejantanan, sementara bangsa Tiongkok pada zaman dahulu kala mempercayai bahwa anggrek sebagai tanaman yang mengeluarkan aroma harum dari tubuh Kaisar Tiongkok.
Pada pertengahan zaman, anggrek mempunyai peran penting dalam pengembangan tehnik pengobatan menggunakan tumbuh-tumbuhan. Penggunaannya pun meluas sampai menjadi bahan ramu-ramuan dan bahkan sempat dipercaya sebagai bahan baku utama pembuatan ramuan ramuan cinta pada masa tertentu. Ketika anggrek muncul dalam mimpi seseorang, hal ini dipercaya sebagai simbol representasi dari kebutuhan yang mendalam akan kelembuatan, romantisme, dan kesetiaan dalam suatu hubungan. Akhirnya, pada permulaan abad ke-18, kegiatan mengkoleksi anggrek mulai menjadi kegiatan yang banyak dilakukan di segala penjuru dunia, terutama karena keindahan tanaman ini.
Vanili (Vanilla planifolia) juga merupakan anggota suku anggrek-anggrekan. Tumbuhan ini dimanfaatkan buahnya. Untuk menghasilkan buah, vanili harus "dikawinkan" oleh manusia, karena serangga penyerbuknya tidak mampu hidup di luar daerah asalnya, meskipun sekarang usaha-usaha ke arah pemanfaatan serangga mulai dilakukan.

 <iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="270" src="//www.youtube.com/embed/WiC_hOqTJb4" width="480"></iframe>

Sumber :  http://id.wikipedia.org/wiki/Orchidaceae
13483024801099637337
Anggrek mulai dibudidayakan di Indonesia kurang lebih sejak 55 tahun lalu. Sepanjang itu pula, tidak hanya di Indonesia, melainkan hampir di seluruh dunia Anggrek dikenal sebagai tanaman hias karena memiliki bunga yang beraneka ragam bentuk, warna dan keindahannya dianggap belum tersaingi oleh bunga apapun. Sebagai tanaman hias Anggrek juga tidak mengenal trend dan selalu digemari apapun zamannya.
Namun demikian banyak yang beranggapan menanam Anggrek adalah hal yang sulit hingga banyak orang yang akhirnya memilih menyerah merawat Anggrek di halaman rumahnya.  Apalagi untuk membungakannya juga tidak mudah. Anggapan ini tak sepenuhnya salah karena Anggrek memang memiliki beberapa keistimewaan yang membuatnya memerlukan perlakuan sedikit berbeda dari tanaman lainnya. Selain itu harus diakui faktor tangan dingin seseorang ikut berpengaruh pada keberhasilan menanam Anggrek. Hal yang perlu diketahui juga adalah ada lebih dari 25.000 spesies Anggrek di dunia dan semuanya memiliki kekhasan yang sedikit banyak berpengaruh pada cara budidayanya. Namun bukan berarti Anggrek sukar dibudidayakan. Prinsip-prinsip menanam dan merawat Anggrek tak jauh berbeda dengan menanam tanaman hias lainnya. Selain itu dengan memahami tipe Anggrek dapat membantu seseorang dalam merawat tanaman Anggrek miliknya.
Puluhan ribu spesies Anggrek di dunia pada dasarnya dapat dikelompokkan ke dalam beberapa tipe berdasarkan cara/sifat hidupnya, yaitu :
ANGGREK EPIFIT : Anggrek jenis ini mendominasi jenis Anggrek di dunia. Anggrek ini hidup menempel pada pohon. Anggrek jenis ini biasanya mempunyai pseudobulb atau batang yang menggembung. dAnggrek epifit melekat pada inang dengan akar. Di alam Anggrek epifit mendapatkan makanan dan air dari embun dan materi lapukan pada kulit pohon yang diserap oleh akar. Contoh anggrek epifit adalah Dendrobium, Phalaenopsis, Bulbophyllum, Coelogyne, Grammatophyllum, Cattleya dan Liparis.
ANGGREK TERRESTRIS : Anggrek ini tumbuh di tanah. Beberapa contoh Anggrek terrestris adalah : Arachnis flos-aeris, Spathoglottis pliacata, Arundina graminifolia, Phaius, Epipactis, Cypripedium, Paphiopedilum dan  Goodyera.
ANGGREK SAPROFIT : Daun Anggrek saprofit biasanya kecil dan tanpa klorofil. Beberapa bahkan tidak memiliki daun. Anggrek ini mendapatkan makanan dari humus. Habitatnya di tanah berseresah. Anggrek jenis ini belum dilirik sebagai tanaman hias karena jasad dan bunganya dianggap kurang menarik. Contoh Anggrek saprofit adalah : Didymoplexis, Epipogium
ANGGREK  AMOEBOFIT : Anggrek ini hidup di tanah. Pada periode tertentu hanya tampak daun saja dan pada periode berbunga  hanya berupa bunga tanpa daun. Antara periode daun dan periode bunga terdapat masa dorman. Anggrek ini biasanya memiliki umbi. Seperti halnya anggrek saprofit, jenis ini juga belum dibudidayakan sebagai tanaman hias. Contoh Anggrek Amoebofit adalah : Nervillia.
ANGGREK LITOFIT : Anggrek ini tumbuh menempel pada batu terutama yang berlumut. Di alam anggrek jenis ini seringkali merupakan anggrek epifit atau anggrek terrestris. Dengan kata lain beberapa anggrek epifit dan terrestris dapat tumbuh pada batu, contoh : Spathoglottis , Dendrobium dan Eria.
13483025971181385644Lalu bagaimana langkah menanam dan memelihara Anggrek di rumah ?.
Menanam Anggrek di rumah berarti memindahkan Anggrek dari habitat aslinya ke lingkungan yang baru. Dengan demikian, keberhasilan penanaman Anggrek ditentukan oleh keberhasilan “meniru” lingkungan tumbuh  seperti habitat aslinya.
Jika memilih menanam Anggrek epifit seperti Phalaenopsis amabilis (anggrek bulan), Dendrobium (bangsa anggrek merpati), Oncidium, Vanda tricolor atau Cattleya (bukan Cataliya seperti yang biasa disebutkan pedagang Anggrek), maka cara menanamnya adalah dengan menempelkan akarnya pada potongan kulit kayu atau pakis yang digantung atau direkatkan langsung pada batang pohon. Hal ini dilakukan karena anggrek-anggrek tersebut di alam tumbuh menempel pada batang atau dahan pohon.
1348303557985670849
Selanjutnya jika anggrek-anggrek tersebut di habitat alaminya tumbuh di pohon dengan kanopi yang teduh maka penempatannya di rumah pun harus disesuaikan. Sebaliknya jika di alam anggrek tersebut hidup dengan paparan sinar matahari langsung yang cukup tinggi, tak perlu khawatir menanamnya di halaman rumah yang terbuka. Untuk memperkirakan kisaran kebutuhan cahaya, tabel berikut ini dapat dijadikan acuan :
13483043472010096101dokumentasi pribadi
Selain menempelkannya di kulit kayu/pohon dan pakis, anggrek epifit dapat juga ditanam di dalam pot dengan memilih media tanam yang tepat. Media tanam untuk menanam anggrek epifit di dalam pot antara lain arang, pecahan genteng, pakis, batu batu, serbuk kayu dan moss. Penggunaan media tanam tersebut sebaiknya dikombinasikan karena masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Kombinasi yang umumnya dipakai adalah 2/3 arang dan 1/3 potongan pakis dengan alasan arang baik untuk perlekatan akar sementara pakis mampu menyimpan air dan pupuk, demikian juga dengan serbuk kayu dan moss.
1348302919220188883
Bagaimana dengan anggrek terestris ?. Menanam anggrek terestris dapat menggunakan media tanah karena anggrek ini pada dasarnya adalah jenis anggrek tanah. Menanamnya dapat dengan menancapkannya langsung ke dalam tanah maupun di dalam pot. Beberapa jenis anggrek terestris juga dapat diperbanyak dengan cara stek. Salah satu perbedaan dalam merawat anggrek terestris dan anggrek epifit adalah anggrek terestris secara umum lebih tahan terhadap kelebihan air. Jika anggrek epifit biasa disiram dengan menyemprotkan air dalam bentuk kabut, maka anggrek terestris dapat disiram secara langsung. Kebanyakan anggrek terestris yang dibudidayakan juga lebih tahan terhadap sinar matahari. Oleh karena itu banyak anggrek jenis ini yang dijadikan tanaman pagar di depan rumah atau jalur hijau di tepi jalan raya. Meskipun demikian beberapa anggrek terestris justru memerlukan tempat naungan yang sejuk seperti jenis Paphiopedilum (anggrek kantung semar) karena di habitat alaminya anggrek ini hidup di tanah hutan yang terlindungi oleh pepohonan besar. Meskipun tergolong anggrek tanah, Paphiopedilum juga dapat ditanam di dalam pot menggunakan arang.
1348303104219778513
Untuk mendapatkan kebutuhan cahaya matahari dapat dilakukan manipulasi halaman rumah dengan membuat naungan dari paranet. Cara lain adalah dengan menanam Anggrek di taman yang juga ditanami tanaman pot lain yang berukuran lebih besar. Pohon berkanopi teduh  juga dibutuhkan sebagai naungan terutama untuk Anggrek epifit. Contohnya : Dendrobium ditanam menempel pada pohon cemara, mangga, atau jambu yang kanopinya tidak terlalu rimbun. Sedangkan Phalaenopsis sebaiknya ditanam dengan naungan pohon yang kanopinya lebih rimbun kemudian di bawahnya dapat diletakkan Paphiopedilum. Anggrek Vanda atau Arachnis yang lebih tahan panas dapat ditanam sebagai pagar nya.
Menyiram anggrek sebaiknya dilakukan jelang sore dan tidak dianjurkan pada malam hari karena pada waktu itu kelembaban udara cukup tinggi. Penyiraman pada malam hari akan memperbesar potensi busuk atau serangan jamur dan bakteri. Jika terpaksa dilakukan sore hari, pastikan bahwa air akan kering atau habis terserap sebelum malam hari.  Setoleran apapun Anggrek terhadap kelebihan air, Anggrek adalah tumbuhan yang tidak menyukai kondisi basah terus menerus.
1348303713346289645
Untuk menyesuaikan kebutuhan air, pemilihan media tanam sebaiknya disesuaikan dengan lokasi tempat tinggal. Di daerah perkotaan yang panas dengan curah hujan tidak tinggi seperti Jakarta, Surabaya atau Kota Yogyakarta  medium yang mampu menyimpan banyak air lebih disarankan. Jadi pemilihan sabut kelapa, moss, serbuk gergaji dengan kombinasi arang  baik diterapkan di daerah ini daripada terlalu sering menyiram. Sedangkan  di daerah yang sejuk  sebaiknya dipilih medium yang tidak terlalu banyak menyimpan air. Arang atau batu bata dapat digunakan di daerah ini. Penggunaan medium seperti moss dan sabut kelapa di daerah dingin hanya akan merugikan karena mudah busuk. Kelembaban di daerah-daerah  tersebut umumnya cukup tinggi sehingga penggunaan medium yang banyak menyimpan air juga akan menyebabkan kelebihan air.
Jangan memberikan pupuk organik seperti pupuk kompos/kandang langsung kepada Anggrek karena kadar dan keasamannya yang tinggi mudah membuat organ anggrek rusak dan mati. Oleh karena itu anggrek lebih cocok dipupuk dengan pupuk anorganik dengan berbagai macam merk yang ada di pasaran.
Jika kebingungan menentukan jenis anggrek yang ingin ditanam, bijak dalam memilih penting untuk dilakukan di luar faktor selera. Ada beberapa jenis anggrek yang direkomendasikan untuk ditanam di daerah perkotaan dan dataran rendah. Sebaliknya ada beberapa jenis anggrek yang pantas dipilih jika kita tinggal di kota berhawa sejuk.
1348304405780814463dokumentasi pribadi
Semoga sedikit pengetahuan  ini bermanfaat untuk teman-teman yang ingin memulai menghiasi halaman rumah dengan Anggrek atau yang ingin menambah koleksi bunga cantik ini di kebun pribadi. Kesabaran dan keuletan serta sentuhan cinta lewat tangan sangat diperlukan untuk dapat menghadirkan kecantikan Anggrek. Dan jangan terkejut atau langsung menganggap diri gagal jika Anggrek di rumah belum juga berbunga. Pada dasarnya anggrek memang memiliki masa pergantian dari fase vegetatif ke fase pembungaan yang sedikit lebih lama dibanding tanaman lainnya. Namun itulah yang oleh banyak orang dianggap sebagai seni menanam dan memelihara Anggrek. Kesabaran yang akan terbayar lunas saat akhirnya bunga itu mekar dan kita adalah pemiliknya.
Sekarang tak usah ragu lagi, mari menanam Anggrek !













13483040351775400678 

Sumber :  http://green.kompasiana.com/penghijauan/2012/09/23/kenali-tipenya-dan-mari-menanam-anggrek-495612.html

Pengertian Termokimia

Bagian dari ilmu kimia yang mempelajari perubahan kalor atau panas suatu zat yang menyertai suatu reaksi atau proses kimia dan fisika disebut termokimia. Secara operasional termokimia berkaitan dengan pengukuran dan pernafsiran perubahan kalor yang menyertai reaksi kimia, perubahan keadaan, dan pembentukan larutan.
Termokimia merupakan pengetahuan dasar yang perlu diberikan atau yang dapat diperoleh dari reaksi-reaksi kimia, tetapi juga perlu sebagai pengetahuan dasar untuk pengkajian teori ikatan kimia dan struktur kimia. Fokus bahasan dalam termokimia adalah tentang jumlah kalor yang dapat dihasilkan oleh sejumlah tertentu pereaksi serta cara pengukuran kalor reaksi.
Supaya lebih muda memahami energi yang menyertai perubahan suatu zat, maka perlu dijawab beberapa pertanyaan berikut ini:
1.     Energi apa yang dimiliki oleh suatu zat?
2.    Hukum apa yang berlaku untuk energi suatu zat?
3.     Bagaimana menentukan jumlah energi yang menyertai suatu reaksi?
4.      Bagaimana energi suatu zat dapat diukur?
5.       Bagaimana kaitan antara energi yang dibebaskan atau diserap pada perubahan kimia  dengan ikatan kimia?
Termokimia merupakan penerapan hukum pertama termodinamika terhadap peristiwa kimia yang membahas tentang kalor yang menyertai reaksi kimia.
Untuk memahami termokimia perlu dibahas tentang:
(a) Sistem, lingkungan, dan alam semesta.
(b) Energi yang dimiliki setiap zat.
(c) Hukum kekekalan energi.

 Sumber : http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_fisika1/termokimia/pengertian-termokimia/

Struktur Atom, Sifat Periodik Unsur, dan Bentuk Molekul

Teori Atom Niels Bohr
Elektron – elektron mengelilingi inti atom hanya dalam lintasan yang memenuhi syarat teori kuantum, yang diperbolehkan hanyalah lintasan – lintasan dimana elektron memiliki momen sudut yang merupakan kelipatan dari harga h/2π (h = tetapan planck). Lintasan itu dinamai kulit – kulit elektron.
Dalam kulit tersebut, elektron berada pada tingkat energi tertentu serta berada pada keadaan stasioner, artinya tidak memancarkan energi.
Energi akan dipancarkan atau diserap jika elektron berpindah dari satu tingkat energi ke tingkat energi lain, sesuia dengan persamaan ∆E = hλ

Teori Atom Modern (Mekanikan Kuantum)
Teori atom modern ini dikembangkan berdasarkan menkanika kuantum yang disebut mekanika gelombang, dari Max Planck, de Broglie, Schrodinger, dan Heisenberg. Menurut teori ini dikenal dualisme sifat elektron yaitu sebagai materi dan sebagai gelombang. Elektron dalam inti bergerak mengelilingi inti sambil bergetar sehingga menghasilkan gerakan tiga dimensi. Oleh karena itu tidak mungkin menemukan posisi serta momentum yang pasti dari elektron. Yang dapat ditentukan adalah kebolehjadian menemukan elektron pada suatu titik pada jarak tertentu dari inti. Daerah dalam ruang di sekitar inti dengan kebolehjadian menemukan elektron disebut orbital.

Konfigurasi Elektron
Elektron mengelilingi inti pada lintasan tertentu yang disebut kulit elektron.
Satu kulit terdiri dari subkulit – subkulit.
Satu subkulit terdiri dari orbital – orbital.
Satu orbital dapat menampung maksimum dua elektron.
Jenis – jenis subkulit yang terdapat dalam atom :
Subkulit s (sharf), mengandung 1 orbital.
Subkulit p (prinsif), mengandung 3 orbital.
Subkulit d (diffuse), mengandung 5 orbital.
Subkulit f (fundamental), mengandung 7 orbital.
Urutan pengisian orbital mengikuti prinsip Aufbau, yaitu mulai dari orbital yang energinya paling rendah, sampai pada orbital yang energinya paling tinggi.
Urutan berdasarkan tingkat energi
1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d 4p 5s 4d 5p 6s 4f .....dst
Urutan berdasarkan kulit
1s 2s 2p 3s 3p 3d 4s 4p 4d 5s 5p 5d .....dst

Bilangan Kuantum
Bilangan kuantum utama (n)
Menyatakan tempat kulit elektron berlokasi.
Kulit K, n = 1
Kulit L, n = 2
Kulit M, n = 3, dst
Bilangan Kuantum Azimut (l)
Menyatakan tempat subkulit dimana elektron berlokasi.
Subkulit s, l = 0
Subkulit p, l = 1
Subkulit d, l = 2
Subkulit f, l = 3

Bilangan Kuantum Magnetik (m)
Menyatakan membagi subkulit menjadi beberapa orbital tempat elektron berlokasi dan arah orientasi orbital terhadap nilai orbital lainnya.
l = 0, m = 0
l = 1, m = -1 0 +1
l = 2, m = -2 -1 0 +1 +2
l = 3, m = -3 -2 -1 0 +1 +2 +3

Bilangan Kuantum Spin (s)
Menyatakan arah rotasi elektron dalam orbital. Dalam satu orbtal s = +1/2 dan s = -1/2

Penentuan Golongan dan Periode
Golongan A (blok s dan blok p)
nsx npy , maka n = periode, x + y = golongan
Golongan B (blok d)
nsx (n-1)dy , maka n = periode, x + y = golongan
Golongan Lantanida (6s2 4f1 sampai 6s2 4f14)
Golongan Aktinida ( 7s2 5f1 sampai 7s2 5f14 )

Bentuk Molekul (AXnEm)

E=((EV-X))/2
A = atom pusat
X = atom terikat ke atom pusat
E = domain elektron bebas
EV = elektron valensi atom pusat
n = jumlah DEI
m = jumlah DEB


BAB 2 Termokimia
Hukum kekekalan energi
” Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain, atau energi alam semesta adalah konstan.”

Secara matematis hubungan antara energi dalam, kalor dan kerja dapat dinyatakan sebagai berikut:
ΔU = q + W

Persamaan diatas menyatakan bahwa perubahan energi dalam (ΔU) sama dengan jumlah kalor yang diserap (q) ditambah dengan jumlah kerja yang diterima sistem (w). Jika Kalor (q) masuk sistem maka kalor bertanda positif (+), sedangkan kalor yang keluar bertanda negatif (-). Kerja (w) yang dilakukan sistem (ekspansi), maka bertanda negatif (-), dan yang dilakukan lingkungan (kompresi) bertanda positif.

Contoh:
Suatu sistem menyerap kalor sebanyak 1000 kJ dan melakukan kerja sebanyak 5 kJ. Berapakah perubahan energi dalam sistem ini?
Jawab:
Karena sistem menyerap kalor, maka q bertanda positif, tetapi karena
sistem m elakukan kerja, maka w bertanda negatif.
ΔU= q + w
=100 kJ – 5 kJ
= 95 kJ

Eksoterm dan Endoterm
Reaksi kimia yang melepaskan atau mengeluarkan kalor disebut reaksi eksoterm, sedangkan reaksi kimia yang menyerap kalor disebut reaksi endoterm.
Q = m . c . ∆T
Qsampel = Qair + Qkalorimeter

Persamaan Termokimia
Persamaan reaksi yang mengikutsertakan perubahan entalpinya disebut persamaan termokimia. Nilai ΔH yang dituliskan pada persamaan termokimia disesuaikan dengan stokiometri reaksi. Artinya jumlah mol zat yang terlibat dalam reaksi sama dengan koefisien reaksinya.
Oleh karena entalpi reaksi juga bergantung pada wujud zat harus dinyatakan, yaitu dengan membubuhkan indeks s untuk zat padat , l untuk zat cair, dan g untuk zat gas. Perhatikan contoh berikut .

Contoh:
Pada pembentukan 1a mol air dari gas hidrogen dengan gas oksigen dibebaskan 286 kJ. Kata “dibebaskan” menyatakan bahwa reaksi tergolong eksoterm. Oleh karena itu ?H = -286 kJ Untuk setiap mol air yang terbentuk. Persamaan termokimianya adalah:
H2 (g) + 1/2 O2 (g) ——> H2O (l) ΔH = -286 kJ
Atau
2 H2 (g) + O2 (g) ——> 2 H2O (l) ΔH = -572 kJ
(karena koefisien reaksi dikali dua, maka harga ΔH juga harus dikali dua).

Entalpi Pembentukkan (∆Hfo)
Perubahan entalpi yang terjadi pada reaksi pembentukkan 1 mol suatu senyawa dari unsur – unsurnya, semua zat dalam bentuk stabil pada 25oC dan 1atm.

Entalpi Pembakaran (∆Hco)
Perubahan entalpi yang terjadi pada reaksi pembakaran 1 mol suatu zat dengan oksigen diukur pada keadaan standar. Pembakaran sempurna menghasilkan CO2 dan H2O.

Entalpi Penguraian
Reaksi penguraian adalah kebalikan dari reaksi pembentukan. Oleh karena itu, sesuai dengan azas kekekalan energi, nilai entalpi penguraian sama dengan entalpi pembentukannya, tetapi tandanya berlawanan.

Contoh:
Diketahui ΔHf 0 H2O (l) = -286 kJ mol -1, maka entalpi penguraian H2O (l) menjadi gas hidrogen dan gas oksigen adalah + 286 kJ mol-1
H2O (l) ——> H2 (g) + ½ O2 (g) ΔH = + 286 kJ

Perubahan Entalpi Berdasarkan Entalpi Pembentukan
Kalor suatu reaksi dapat juga ditentukan dari data entalpi pembentukan zat pereaksi dan produknya. Dalam hal ini, zat pereaksi dianggap terlebih dahulu terurai menjadi unsur-unsurnya, kemudian unsur-unsur itu bereaksi membentuk zat produk. Secara umum untuk reaksi:
m AB + n CD —–> p AD + q CB
ΔH0 = jumlah ΔH0 f (produk) - jumlah ΔH0 f (pereaksi)

Perubahan Entalpi Berdasarkan Hukum Hess
Banyak reaksi yang dapat berlangsung secara bertahap. Misalnya pembakaran karbon atau grafit. Jika karbon dibakar dengan oksigen berlebihan terbentuk karbon dioksida menurut persamaan reaksi:
C(s) + O2 (g) —–> CO2 (g) Δ H = – 394 kJ
Reaksi diatas dapat berlangsung melalui dua tahap. Mula-mula karbon dibakar dengan oksigen yang terbatas sehingga membentuk karbon monoksida. Selanjutnya, karbon monoksida itu dibakar lagi untuk membentuk karbon dioksida. Persamaan termokimia untuk kedua reaksi tersebut adalah:

C(s) + ½ O2 (g) —–> CO (g) ΔH = – 111 kJ
CO (g) + ½ O2 (g) —–> CO2 (g) Δ H = – 283 kJ

Jika kedua tahap diatas dijumlahkan, maka diperoleh:

C(s) + ½ O2 (g) —–> CO (g) ΔH = – 111 kJ
CO (g) + ½ O2 (g) —–> CO2 (g) ΔH = – 283 kJ
————————————————————————- +
C(s) + O2 (g) —–> CO2 (g) ΔH = – 394 kJ


BAB 3 Laju Reaksi

Laju reaksi adalah perubahan konsentrasi pereaksi persatuan waktu.
A + B --> AB

Orde Reaksi dan Persamaan Laju Reaksi

Percobaan Konsentrasi awal Laju Reaksi
a b
1 0,5 0,5 1,6 . 10-4
2 0,5 1,0 3,2 . 10-4
3 1,0 1,0 3,2 . 10-4

Orde [A] =
[0,5/1]x = 3,2 . 10-4/ 3,2 . 10-4
X = 0
Orde [B] =
[0,5/1]y = 1,6 . 10-4 / 3,2 . 10-4
Y = 1

maka
V = K . [B]

Faktor – faktor yang mempengaruhi laju reaksi :
Luas permukaan zat
Katalis
Konsentrasi
Suhu

t2 = (1/x)T2-T1/y . t1
x = faktor pengali
y = suhu berapa setiap kenaikan kali



BAB IV Kesetimbangan

Reaksi kesetimbangan adalah suatu reaksi dimana zat – zat produk dapat bereaksi atau terurai kembali membentuk zat – zta pereaksi.
N2 + 3H2 ↔ 2NH3
Faktor – faktor yang mempengaruhi kesetimbangan :
Konsentrasi
Tekanan dan Volume
Suhu
Katalis

Tetapan Kesetimbangan

mA + nB ↔ pC +qD

Kc¬ = ([C]^p [D]^q)/([A]^m [B]^n )

Hanya berlaku untuk zat yang berindeks gas dan larutan.

Jika reaksi dibalik, Kc’ = 1/Kc
Jika reaksi dikalikan, Kc’ = (Kc)x
Jika reaksi dijumlahkan, maka harga Kc harus dikalikan.

aA(g) + nB(g) ↔ pC(g) + qD(g)

Jika tekanan total adalah P, dan masing – masing tekanan parsial gas adalah pA, pB, pC dan pD, maka:
P = pA + pB + pC + pD

Tekanan parsial = (Mol gas tersebut)/(Mol seluruh gas) . Tekanan total

Kp = ((PC)^p (PD)^q)/((PA)^m (PB)^n )

Kp = Kc . (R T )(p+q) – (m+n)

Derajat Disosiasi

α = (Mol zat yang terurai)/(Mol zat mula-mula)




Semester 2

Larutan Asam – Basa

Teori Asam – Basa
A. MENURUT ARRHENIUS
Asam ialah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion H+.
Basa ialah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion OH-.
Contoh:

1) HCl(aq) → H+(aq) + Cl-(aq)
2) NaOH(aq) → Na+(aq) + OH-(aq)

B. MENURUT BRONSTED-LOWRY
Asam ialah proton donor, sedangkan basa adalah proton akseptor.
Contoh:

1) HAc(aq) + H2O(l) ↔ H3O+(aq) + Ac-(aq)
asam-1 basa-2 asam-2 basa-1
HAc dengan Ac- merupakan pasangan asam-basa konjugasi.
H3O+ dengan H2O merupakan pasangan asam-basa konjugasi.

2) H2O(l) + NH3(aq) ↔ NH4+(aq) + OH-(aq)
asam-1 basa-2 asam-2 basa-1
H2O dengan OH- merupakan pasangan asam-basa konjugasi.
NH4+ dengan NH3 merupakan pasangan asam-basa konjugasi.

Eksponen Hidrogen
Besarnya konsentrasi ion H+ dalam larutan disebut derajat keasaman. Untuk menyatakan derajat keasaman suatu larutan dipakai pengertian pH.

pH = – log [H+]

Untuk air murni (25oC): [H+] = [OH-] = 10-7 mol/l
pH = – log 10-7 = 7

Atas dasar pengertian ini, ditentukan:
- Jika nilai pH = pOH = 7, maka larutan bersifat netral
- Jika nilai pH < 7, maka larutan bersifat asam - Jika nilai pH > 7, maka larutan bersifat basa
- Pada suhu kamar: pKw = pH + pOH = 14

Untuk menyatakan nilai pH suatu larutan asam, maka yang paling awal harus ditentukan (dibedakan) antara asam kuat dengan asam lemah.

a. pH Asam Kuat
Bagi asam-asam kuat ( a = 1), maka menyatakan nilai pH larutannya dapat dihitung langsung dari konsentrasi asamnya (dengan melihat valensinya).
Contoh:
1. Hitunglah pH dari 100 ml larutan 0.01 M HCl !
Jawab:
HCl(aq) → H+(aq) + Cl-(aq)
[H+] = [HCl] = 0.01 = 10-2 M
pH = – log 10-2 = 2

2. Hitunglah pH dari 2 liter larutan 0.1 mol asam sulfat !
Jawab:
H2SO4(aq) → 2 H+(aq) + SO42-(aq)
[H+] = 2[H2SO4] = 2 x 0.1 mol/2.0 liter = 2 x 0.05 = 10-1 M
pH = – log 10-1 = 1

b. pH Asam Lemah
Bagi asam-asam lemah, karena harga derajat ionisasinya ¹ 1 (0 < a < 1) maka besarnya konsentrasi ion H+ tidak dapat dinyatakan secara langsung dari konsentrasi asamnya (seperti halnya asam kuat). Langkah awal yang harus ditempuh adalah menghitung besarnya [H+] dengan rumus [H+] = √ ( M . Ka) dimana: M = konsentrasi asam lemah Ka = tetapan ionisasi asam lemah Contoh: Hitunglah pH dari 0.025 mol CH3COOH dalam 250 ml larutannya, jika diketahui Ka = 10-5 Jawab: M = 0.025 mol/0.025 liter = 0.1 M = 10-1 M [H+] = √ (M . Ka) = 10-1 . 10-5 = 10-3 M pH = -log 10-3 = 3 Prinsip penentuan pH suatu larutan basa sama dengan penentuan pH larutam asam, yaitu dibedakan untuk basa kuat dan basa lemah. 1. pH Basa Kuat Untuk menentukan pH basa-basa kuat (a = 1), maka terlebih dahulu dihitung nilai pOH larutan dari konsentrasi basanya. Contoh: a. Tentukan pH dari 100 ml larutan KOH 0.1 M ! b. Hitunglah pH dari 500 ml larutan Ca(OH)2 0.01 M ! Jawab: a. KOH(aq) → K+(aq) + OH-(aq) [OH-] = [KOH] = 0.1 = 10-1 M pOH = – log 10-1 = 1 pH = 14 – pOH = 14 – 1 = 13 b. Ca(OH)2(aq) → Ca2+(aq) + 2 OH-(aq) [OH-1] = 2[Ca(OH)2] = 2 x 0.01 = 2.10-2 M pOH = – log 2.10-2 = 2 – log 2 pH = 14 – pOH = 14 – (2 – log 2) = 12 + log 2 2. pH Basa Lemah Bagi basa-basa lemah, karena harga derajat ionisasinya ¹ 1, maka untuk menyatakan konsentrasi ion OH- digunakan rumus: [OH-] = √ (M . Kb) dimana: M = konsentrasi basa lemah Kb = tetapan ionisasi basa lemah Contoh: Hitunglah pH dari 100 ml 0.001 M larutan NH4OH, jika diketahui tetapan ionisasinya = 10-5 ! Jawab: [OH-] = √ (M . Kb) = 10-3 . 10-5 = 10-4 M pOH = – log 10-4 = 4 pH = 14 – pOH = 14 – 4 = 10 Stoikiometri reaksi dan Titrasi Asam – Basa Persamaan ion Contoh : Reaksi rumus : 2NaOH(aq) + H2SO4(aq) → Na2SO4(aq) + 2H2O(l) Reaksi ion : 2Na+ + 2OH- + 2H+ + SO42- → 2Na+ + SO42- + 2H2O Reaksi bersih : 2H2O(aq) → 2H2O(l) Titrasi Titrasi adalah cara penetapan kadar suatu larutan dengan menggunakan larutan standar yang sudah diketahui konsentrasinya. Motode ini banyak dilakukan di laboratorium. Beberapa jenis titrasi, yaitu: 1. titrasi asam-basa 2. titrasi redoks 3. titrasi pengendapan Contoh: 1. Untuk menetralkan 50 mL larutan NaOH diperlukan 20 mL larutan 0.25 M HCl. Tentukan kemolaran larutan NaOH ! Jawab: NaOH(aq) + HCl(aq)  NaCl(aq) + H2O(l) mol HCl = 20 x 0.25 = 5 m mol Berdasarkan koefisien reaksi di atas. mol NaOH = mol HCl = 5 m mol M = n/V = 5 m mol/50mL = 0.1 M 2. Sebanyak 0.56 gram kalsium oksida tak murni dilarutkan ke dalam air. Larutan ini tepat dapat dinetralkan dengan 20 mL larutan 0.30 M HCl.Tentukan kemurnian kalsium oksida (Ar: O=16; Ca=56)! Jawab: CaO(s) + H2O(l)  Ca(OH)2(aq) Ca(OH)2(aq) + 2 HCl(aq)  CaCl2(aq) + 2 H2O(l) mol HCl = 20 x 0.30 = 6 m mol mol Ca(OH)2 = mol CaO = 1/2 x mol HCl = 1/2 x 6 = 3 m mol massa CaO = 3 x 56 = 168 mg = 0.168 gram Kadar kemurnian CaO = 0.168/0.56 x 100% = 30% Eksponen Hidrogen (pH) A : asam kuat B : basa lemah C : garam D : air (Reaksi Asam – Basa) A + B → C + D m : 1 0,5 - - r : 0,5 0,5 0,5 0,5 s : 0,5 - 0,5 0,5 [H+] = (mol sisa)⁄(volum total) (Reaksi Buffer) A + B → C + D m : 0,5 1 - - r : 0,5 0,5 0,5 0,5 s : - 0,5 0,5 0,5 [H+] = Ka x (mol asam)/(mol garam × valensi ) (Reaksi Hidrolisis) A + B → C + D m : 0,5 0,5 - - r : 0,5 0,5 0,5 0,5 s : - - 0,5 0,5 [H+] = √(Kw/Kb×Garam ×valensi) Jika, A : asam lemah B : basa lemah C : garam D : air Dan jika, Ka > Kb, maka

[H+] = √(Kw/Kb×Ka)



Hasil kali kelarutan

KSP = hasil perkalian [kation] dengan [anion] dari larutan jenuh suatu elektrolit yang sukar larut menurut kesetimbangan heterogen.
Kelarutan suatu elektrolit ialah banyaknya mol elektrolit yang sanggup melarut dalam tiap liter larutannya.
Contoh:
AgCl(s) --> Ag+(aq) + Cl-(aq)
K = [Ag+] [Cl-]/[AgCl]
K . [AgCl] = [Ag+][Cl-]
KspAgCl = [Ag+] [Cl-]
Bila Ksp AgCl = 10-10 , maka berarti larutan jenuh AgCl dalam air pada suhu 25oC, Mempunyai nilai [Ag+] [Cl-] = 10-10

1. Kelarutan zat AB dalam pelarut murni (air).

AnB(s) --> nA+(aq) + Bn-(aq)
s --> n.s s
Ksp AnB = (n.s)n.s = nn.sn+1  s = n+i Ksp AnB/nn
dimana: s = sulobility = kelarutan
Kelarutan tergantung pada:
- suhu
- pH larutan
- ada tidaknya ion sejenis
2. Kelarutan zat AB dalam larutan yang mengandung ion sejenis
AB(s) --> A+ (aq) + B- (aq)
s --> n.s s
Larutan AX :
AX(aq) --> A+(aq) + X-(aq)
b --> b b
maka dari kedua persamaan reaksi di atas:

[A+] = s + b = b, karena nilai s cukup kecil bila dibandingkan terhadap nilai b sehingga dapat diabaikan.
[B-1] = s
Jadi : Ksp AB = b . s
Contoh:
Bila diketahui Ksp AgCl = 10-10 ,berapa mol kelarutan (s) maksimum AgCl dalam 1 liter larutan 0.1 M NaCl ?
Jawab:
AgCl(s) --> Ag+(aq) + Cl-(aq)
s --> s s
NaCl(aq)  Na+(aq) + Cl-(aq)
Ksp AgCl = [Ag+] [Cl-] = s . 10-1
Maka s = 10-10/10-1 = 10-9 mol/liter
Dari contoh di atas. kita dapat menarik kesimpulan bahwa makin besar konsentrasi ion sojenis maka makin kecil kelarutan elektrolitnya
Untuk suatu garam AB yang sukar larut berlaku ketentuan, jika:
- [A+] x [B-] < Ksp larutan tak jenuh; tidak terjadi pengendapan - [A+] x [B-] = Ksp larutan tepat jenuh; larutan tepat mengendap - [A+] x [B-] > Ksp larutan kelewat jenuh; di sini terjadi pengendapan zat
Contoh:
Apakah terjadi pengendapan CaCO3. jika ke dalam 1 liter 0.05 M Na2CO3 ditambahkan 1 liter 0.02 M CaCl2, dan diketahui harga Ksp untuk CaCO3 adalah 10-6.
Jawab:
Na2CO3(aq) --> 2 Na+(aq) + CO3- (aq)
[CO32-] = 1 . 0.05 / 1+1 = 0.025 M = 2.5 x 10-2 M
CaCl2(aq) --> Ca2+(aq) + 2Cl-(aq)
[Ca2+] = 1 . 0.02 / 1+1 = 0.01 = 10-2 M
maka : [Ca2+] x [CO32-] = 2.5 x 10-2 x 10-2 = 2.5 x 10-4
karena : [Ca2+] x [CO32-] > Ksp CaCO3, maka akan terjadi endapan CaCO3




Sistem Koloid
Sistem koloid (selanjutnya disingkat "koloid" saja) merupakan suatu bentuk campuran (sistem dispersi) dua atau lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup besar (1 - 100 nm), sehingga terkena efek Tyndall. Bersifat homogen berarti partikel terdispersi tidak terpengaruh oleh gaya gravitasi atau gaya lain yang dikenakan kepadanya; sehingga tidak terjadi pengendapan, misalnya. Sifat homogen ini juga dimiliki oleh larutan, namun tidak dimiliki oleh campuran biasa (suspensi).
Koloid mudah dijumpai di mana-mana: susu, agar-agar, tinta, sampo, serta awan merupakan contoh-contoh koloid yang dapat dijumpai sehari-hari. Sitoplasma dalam sel juga merupakan sistem koloid. Kimia koloid menjadi kajian tersendiri dalam kimia industri karena kepentingannya.

JENIS KOLOID

Sistem koloid digolongkan berdasarkan pada jenis fase terdispersi dan medium pendispersinya.

- koloid yang mengandung fase terdispersi padat disebut sol.
- koloid yang mengandung fase terdispersi cair disebut emulsi.
- koloid yang mengandung fase terdispersi gas disebut buih.

Sifat-sifat Koloid
Efek Tyndall
Efek Tyndall ialah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh partikel-partikel koloid. Hal ini disebabkan karena ukuran molekul koloid yang cukup besar. Efek tyndall ini ditemukan oleh John Tyndall (1820-1893), seorang ahli fisika Inggris. Oleh karena itu sifat itu disebut efek tyndall.
Efek tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar. Pada saat larutan sejati disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak akan menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem koloid, cahaya akan dihamburkan. hal itu terjadi karena partikel-partikel koloid mempunyai partikel-partikel yang relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya, pada larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamati.
Gerak Brown
Gerak Brown ialah gerakan partikel-partikel koloid yang senantiasa bergerak lurus tapi tidak menentu (gerak acak/tidak beraturan). Jika kita amati koloid dibawah mikroskop ultra, maka kita akan melihat bahwa partikel-partikel tersebut akan bergerak membentuk zigzag. Pergerakan zigzag ini dinamakan gerak Brown. Partikel-partikel suatu zat senantiasa bergerak. Gerakan tersebut dapat bersifat acak seperti pada zat cair dan gas( dinamakan gerak brown), sedangkan pada zat padat hanya beroszillasi di tempat ( tidak termasuk gerak brown ). Untuk koloid dengan medium pendispersi zat cair atau gas, pergerakan partikel-partikel akan menghasilkan tumbukan dengan partikel-partikel koloid itu sendiri. Tumbukan tersebut berlangsung dari segala arah. Oleh karena ukuran partikel cukup kecil, maka tumbukan yang terjadi cenderung tidak seimbang. Sehingga terdapat suatu resultan tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak partikel sehingga terjadi gerak zigzag atau gerak Brown.
Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak Brown yang terjadi. Demikian pula, semakin besar ukuran partikel koloid, semakin lambat gerak Brown yang terjadi. Hal ini menjelaskan mengapa gerak Brown sulit diamati dalam larutan dan tidak ditemukan dalam campuran heterogen zat cair dengan zat padat (suspensi). Gerak Brown juga dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu sistem koloid, maka semakin besar energi kinetik yang dimiliki partikel-partikel medium pendispersinya. Akibatnya, gerak Brown dari partikel-partikel fase terdispersinya semakin cepat. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah suhu sistem koloid, maka gerak Brown semakin lambat.
Adsorpsi
Adsorpsi ialah peristiwa penyerapan partikel atau ion atau senyawa lain pada permukaan partikel koloid yang disebabkan oleh luasnya permukaan partikel. (Catatan : Adsorpsi harus dibedakan dengan absorpsi yang artinya penyerapan yang terjadi di dalam suatu partikel). Contoh : (i) Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+. (ii) Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2.
Muatan koloid
Dikenal dua macam koloid, yaitu koloid bermuatan positif dan koloid bermuatan negatif.
Koagulasi koloid
Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid. Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan.
Koloid pelindung
Koloid pelindung ialah koloid yang mempunyai sifat dapat melindungi koloid lain dari proses koagulasi.
Dialisis
Dialisis ialah pemisahan koloid dari ion-ion pengganggu dengan cara ini disebut proses dialisis. Yaitu dengan mengalirkan cairan yang tercampur dengan koloid melalui membran semi permeable yang berfungsi sebagai penyaring. Membran semi permeable ini dapat dilewati cairan tetapi tidak dapat dilewati koloid, sehingga koloid dan cairan akan berpisah.
Elektroforesis
Elektroferesis ialah peristiwa pemisahan partikel koloid yang bermuatan dengan menggunakan arus listrik.

Sumber : http://al-kahi.blogspot.com/2012/09/materi-kimia-kelas-xi-semester-1.html

Jaringan Pada Hewan

Di dalam tubuh hewan, tidak terkecuali hewan vertebrata, terdapat berbagai macam organ. Namun demikian, berbagai organ ini tidak serta merta terbentuk bila tidak ada jaringan menyusunnya.
Secara umum, sel hewan memiliki struktur yang berbeda dengan sel tumbuhan. Karena itu, kedua makhluk hidup ini mempunyai jaringan yang berbeda.
Uraian berikut akan menjelaskan berbagai macam jaringan hewan dan fungsinya.
Ahli histologi mengelompokkan jaringan hewan menjadi empat macam, meliputi jaringan epitel, jaringan ikat/pengikat, jaringan syaraf, dan jaringan otot. Ada juga yang menambahkan: jaringan darah, limfa, jaringan lemak, dan jaringan saraf. Bahasan berikut hanya mempelajari jaringan pada hewan vertebrata.
A. Jaringan Epitel/epithelium
Berfungsi untuk melindungi permukaan luar dan dalam organ.
Berdasarkan struktur :
- Epithelium pipih (squamous)
- Epithelium batang (columnar/silindris)
- Epithelium kubus (cuboidal)
Berdasarkan susunan sel terdapat epithelim sederhana dan epithelium komplex
Epithelium pipih
Epithelium pipih selapis
Untuk proeses difusi,osmosis, filtrsai dan sekresi.
Terdapat pada pembuluh limfe, pembuluh darah kapiler, selaput
pembungkus jantung, selaput perut.
Epithelium pipih berlapis
Sebagai pelindung
Terdapat pada epithelium rongga mulut, rongga hidung, esophagus.
Epithelium batang/silindris
Epithelium silindris berlapis tunggal
Untuk penyerapan sari-sari makanan pada usus halus(jejunum dan
Ileum) dan untuk sekeresi sebagai sel kelenjar.
Epithelium silindris berlapis banyak
Sebagai pelindung dan sekresi
Epithelium berlapis banyak semu (pseudocolumner)
Untuk proteksi, sekresi dan gerakan yang melalui permukaan.
Epithelium kubus
Epithelium kubus berlapis tunggal
Untuk sekresi dan pelindung
Terdapat pada lensa mata dan nefron ginjal
Epithelium kubus berlapis benyak
Sebagai pelindung dari gesekan dan pengelupasan,sekresi dan
absorbsi.
Epithelium Transisional
Merupakan jaringan epithelium yang tidak dapat dikelompokkan berdasarkan bentuknya karena bentuknya berubah seiring dengan berjalannya fungsinya.
Terdapat pada ereter, urethra, kantong kemih.
Epithelium kelenjar
Merupakan jaringan epitjelium yang khusus berperan untuk sekresi zat untuk membantu proses fisiologis.
Dibedakan menjadi kelenjar eksokren dan endokren:
-Kelenjar eksokren
Kelenjar yang berada di jaringan kulit atau bawah kulit
Untuk membantu metabolisme dan komunikasi
-Kelenjar endokren
Kelenjar yang terlaetak di dalam tubuh dan sering disebut sebgai kelenjar buntu karena tidak mempunyai saluran bagi sekretya sehingga sekretnya langsung dilepas ke darah.
Fungsi untuk metabolisme
B. Jaringan Ikat
Jaringan ikat biasa
Berfungsi untuk melindungi jaringan dan organ dan mengikat sel-sel untuk membentuk jaringan dan mengikat jaringan dan jaringan untuk membentuk organ.
Jaringan ikat tersusun atas matriks dan sel-sel penyusun jaringan ikat.
Matriks adalah bahan dasar sesuatu melekat.
Sel-sel jaringan ikat:
Fibroblas : berbentuk serat dan berfungsi untuk mensekresikan protein untuk membentuk matriks
Makrophag : tidak mempunyai bentuk tetap dan terspesialisasi menjadi fagositosis
Sel lemak : menyerupai fibroblas dan berfungsi untuk menimbun lemak
Sel plasma : Berbentuk seperti eritrosit dan berfungsi utnuk meghasilkan antibody.
Sel tiang (mast cell) : berfungsi untuk heparin dan histamine
Jaringan ikat berdasarkan struktur dan fungsinya:
Jaringan ikat longgar
Bersifat elastis karena matriksnya mengandung serat kolagen, retikuler dan elastin.
Berfungsi sebagai pembungkus organ-organ tubuh dan menghubungkan bagian-bagian dari jaringan lainnya.
Jaringan ikat padat
Bersifat tidak elastis karena matriksnya tersusun atas serat kolagen yang berwarna putih dan padat sehingga cairannya berkurang.
Berfungsi untuk menghubungkan berbagai organ tubuh seperti pada katub jantung, kapsul persendian, fasia, tendon dan ligamen.
Kartilago (Tulang Rawan)
Berfungsi untuk memperkuat yang bersifat fleksibel pada rangka baik pada embrio maupun pada saat dewasa.
Berdasarkan susunan dan matriksnya, kartilago dibedakan menjadi tiga, yaitu :
Kartilago Hyalin
Matriksnya berwarna putih kebiruan dan transparan, dengan konsentrasi serat elastis yang tinggi.
Berperan sebagai rangka pada saat embrio, pada orang dewasa terdapat melapisi permukaan sendi antartulang persendian, saluran pernafasan dan ujung tulang rusuk yang melekat pada tulang dada.
Kartilago fibrosa
Matriksnya berwarna gelap dan keruh, dengan serabut kolagen yang tersusun sejajar dan membentuk satu berkas sehingga bersifat keras.
Kartilago elastis
Matriksnya berwarna kuning dengan serabut kolagen yang berbentuk seperti jala.
Osteon (Jaringan Tulang Sejati)
Berdasarkan kepadatan matriks ada atau tidak ada rongga di dalamnya, tulang dibedakan menjadi dua, yaitu :
Tulang kompak (keras)
Tersusun atas matriks yang rapat.
Tulang Spons (bunga karang)
Matriksnya tersusun longgar.
C. Jaringan darah
Berfungsi untuk pengangkutan CO2 dan O2, sari-sari makanan, hormon, sisa metabolisme dan alat pertahanan tubuh.
Komponen penyusunnya adalah eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah puith), dan trombosit (keping darah).
Eritrosit
Tidak mempunyai inti sel dan sitoplasmanya mengandung hemoglobin.
Leukosit
Mengandung inti sel dan dapat bergerak.
Terbagi menjadi dua, yaitu leukosit agranuler dan leukosit granuler.
Trombosit
Tidak memiliki inti dan mudah pecah apabila menyentuh permukaan yang kasar.
Dapat melepaskan enzim tromboplastin yang berperan dalam pembekuan darah.
D. Limfe (Jaringan Getah Bening)
Tersusun atas sel-sel limfosit dan makrophag serta serat-serat retikuler yang menjadi rangka untuk menahan timbunan lim[posit dan macrophage.
E. Jaringan Otot
Tersusun atas sel-sel otot. Mempunyai sifat kontraktibilitas dan relaksibilitas.
Jaringan otot berdasarkan struktur penyusunnya dibedakan menjadi tiga, yaitu:
Otot Polos
Bekerja lamban tidak di bawah pengaruh otak.
Otot Jantung
Merupkan otot khusus penyusun organ jantung.
Keistimewaanya adalah bekerja tidak di bawah pengaruh otak namun dapat berkontraksi secara ritmis dan terus menerus.
Otot lurik
Berkontraksi cepat tetapi tidak mampu bekerja dalam waktu yang lama. Otot lurik bekerja di bawah pengaruh otak dan melekat pada rangka tubuh sehingga sering disebut sebagai otot rangka.
F. Jaringan Lemak
Tersusun atas sel-sel lemak dan matriks. Jaringan lemak bersal dari sel-sel mesenkim.
Fungsi jaringan lemak adalah untuk cadangan energi,penjaga kestabilan tubuh danproteksi mekanis.
G. Jaringan Syaraf
Jaringan syaraf tersusun atas sel-sel syaraf (neuron). Jaringan syaraf merupakan perkembangan dari lapisan embrional ectoderm. Jaringan syaraf sangat penting untuk mengatur kerja organ-organ tubuh bersama system hormon.

 http://biologi.blogsome.com/2011/09/08/jaringan-pada-hewan/